TUGAS UJIAN AKHIR SEMSETER GENAP
ANALISIS TOKOH DAN WATAK (KARAKTER)
CERITA PENDEK ‘IA MASIH KECIL’
Karya: W.S Rendra
Oleh:
Ilfat Isro’i Nirwani
NIM:
11/318600/SA/16120
Jurusan:
Sastra Indonesia
1.
Latar
Belakang
Kata
fiksi dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari kata Inggris fiction. Sementara itu, kata fiction dalam bahasa Inggris merupakan
serapan dari bahasa Latin fictio. Kata
fictio itu sendiri berasal dari kata
kerja fingere, fictum, yang dalam
bahasa Inggris diartikan dengan to
fashion, to form, dan kadang-kadang feign
(Shipley, 1970:119; Pujiharto, 2010:4).
Adapun
dalam A Glossary of Literary Terms (Abrams,
1999:94; Pujiharto, 2010:5) kata fiction
memiliki pengertian yang inklusif dan terbatas. Dalam pengertian yang inklusif fiction berarti sastra naratif, baik
dalam bentyk prosa maupun sajak, yang ditemukan mewakili keberadaan cerita
tentang peristiwa-peristiwa yan sesungguhnya terjadi. Dalam pengertian terbatas
hanya menunjuk pada narasi yang ditulis dalam bentuk prosa (novel atau cerita
pendek), dan kadang-kadang digunakan sebagai sinonim untuk novel.
Karya
fiksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah, (1) Sas cerita rekaan (roman, novel, dsb); (2) rekaan;
khayalan; tidak berdasarkan kenyataan.
Dalam
karya fiksi terdapat fakta-fakta cerita dan sarana-sarana cerita. Fakta-fakta
cerita meliputi, alur, tokoh, dan latar. Adapaun, sarana-sarana cerita
meliputi, judul, sudut pandang, gaya dan nada, simbolisme, ironi, konfliks dan
klimaks, serta sarana-sarana lain.
Dalam
fakta-fakta cerita terdapat dua konsep yang sangat penting yang mendasari
adanya fakta-fakta cerita. Pertama, cerita. Cerita merupakan keseluruhan atau
totalitas karya fiksi. Kedua, plausibilitas atau bisa dikatakan fakta-fakta
yang terdapat dalam cerita itu harus masuk akal dan signifikan. Kenney
(1966:20; Pujiharto, 2010:30) mengatakan bahwa cerita itu masuk akal apabila
mengimplikasikan kebenaran pada dirinya sendiri, meyakinkan pada
syarat-syaratnya sendiri. yang dimaksudkannya adalah semua karakter dan semesta
certia tersebut dapat diimajinasikan; kedua, semua tokoh dan berbagai sifatnya
mungkin ada. Kedua hal tersebut diuji sejauh mana keduanya menunjukkan
konsistensi.
Dalam
hal ini akan diuraikan analisis mengenai salah satu fakta-fakta cerita yaiti tokoh
dan watak (karakter) dalam cerpen berjudul “Ia Masih Kecil” karya W.S Rendra.
Penulis tertarik menganalisis karya tersebut karena karya tersebut merupakan
karya jenis karya fiksi yang jarang dihasilkan oleh seniman seperti W.S. Rendra
yang lebih banyak diketahui karya-karyannya dalam seni teater, puisi dan
menulis naskah-naskah drama. Dalam karya ini Rendra mengangkat tema anak,
menyampaikan maksudnya kepada pembaca melalui penggambaran sifat anak-anak.
Tema yang sama pula diangkatnya dalam menulis teks drama musical kanak-kanak
yang berjudul “Tuyul Anakku”. Sebelum memulai menganalisis tokoh dalam karya
tersebut dipaparkan terlebih dahulu mengenai apa itu tokoh, watak atau karakter.
2.
Landasan
Teori
Istilah
‘tokoh’ biasa dipergunakan untuk menunjuk pada pelaku cerita. Tokoh merujuk
pada individu-individu yang muncul dalam cerita. Namun, kata character yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan menjadi kata ‘tokoh’ dengan pengertian seperti terurai di atas,
juga memiliki arti ‘watak, karakter, sifat’ (Pujiharto, 2007:42). Dalam pengartian
yang lebih luas diartikan kata character dengan
‘sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh
(Stanton, 1965:17; Pujiharto, 2010:43). Oleh karena itu
Peristiwa dalam karya fiksi selalu dipengaruhi oleh
tokoh-tokoh yang diceritakan mengalami kejadian keseharian. Tokoh-tokoh yang
diangkat sebagai pelaku jalannya cerita mengalirkan arus dan membawa cerita ke
dalam awal, klimaks hingga akhir. Kesatuan cerita yang dibawa oleh tokoh dan
memiliki kaitan yang sangat erat dengan tokoh. Dikatakan Aminuddin (1987:79)
bahwa pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu
mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh. Sedangkan cara pengarang
menampilkan tokoh atau pelaku itu disebut dengan penokohan.
Terma ‘karakter’ biasanya dipakai dalam dua konteks.
Konteks pertama, karakter merujuk pada individu-individu yang muncul dalam
cerita. Kedua, karakter merujuk pada percampuran dari berbagai kepentingan,
keinginan, emosi, dan prinsip moral dari individu-individu tersebut. Dalam
sebagian besar cerita dapat ditemukan satu ‘karakter utama’ yaitu karakter yang
terkait dengan semua peristiwa yang berlangsung dalam cerita. Biasanya
peristiwa-peristiwa ini menimbulkan perubahan pada diri sang karakter atau pada
sikap kita terhadap karakter tersebut (Stanton, 2007:33). Alasan seorang
karakter untuk bertindak sebagaimana yang ia lakukan dinamakan ‘motivasi’.
‘Motivsi spesifik’ seorang karakter adalah alasan atas reaksi spontan, yang mungkin
juga tidak disadari, yang ditunjukkan oleh adegan atau dialog tertentu.
‘Motivasi dasar’ ialah suatu aspek umum dari suatu karakter atau dengan kata
lain hasrat dan maksud yang memandu sang karakter dalam melewati keseluruhan
cerita. Arah yang dituju oleh ‘motivasi dasar’ adalah arah tempat seluruh motivasi
spesifik bermuara (Stanton, 2007:34).
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
3.1
Siapa saja tokoh-tokoh dan bagaimana
hubungan tokoh-tokoh tersebut dalam
cerita pendek ‘Ia Masih Kecil’ karya Rendra?
3.2
Bagaimana karakter tokoh Nizar dalam
cerita pendek ‘Ia Masih Kecil’ karya Rendra?
3.3
Apa motivasi tokoh Nizar dalam cerita pendek
‘Ia Masih Kecil’ karya Rendra?
4. Tujuan
4.1
Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh
dan bagaimana hubungan tokoh-tokoh tersebut dalam cerita pendek ‘Ia Masih Kecil’ karya
Rendra.
4.2
Untuk mengetahi bagaimana karakter tokoh
Nizar dalam cerita pendek ‘Ia Masih Kecil’ karya Rendra.
4.3
Untuk mengetahui motivasi tokoh Nizar
dalam cerita pendek ‘Ia Masih Kecil’ karya Rendra.
5. Analisis Cerita Pendek ‘Ia Masih
Kecil’ Karya Rendra
5.1 Tokoh-Tokoh dan Hubungannya dalam
Cerita Pendek ‘Ia Masih Kecil’ Karya Rendra
Dalam analisis ini diklasifikasikan tokoh-tokoh pada
cerita tersebut berdasarkan tingkat kepentingan peranannya, yaitu, tokoh utama
dan tokoh tambahan.
Tokoh utama dalam cerita ini yaitu Nizar. Tokoh
Nizar dipilih karena beberapa alasan. Pertama, apabila dilihat dari judul
cerita pendek ‘Ia Masih Kecil’ mengacu kepada tokoh Nizar. Kedua, Nizar adalah
seorang anak bungsu dalam keluarga Kapten Basir yang perannya sangat menonjol
dalam setiap peristiwa dalam cerita atau dengan kata lain semua peristiwa dalam
cerita terkait dengannya. Sedangkan tokoh-tokoh tambahan yaitu, Kapten Basir,
Istri Kapten Basir (Ibu), Ismi, dan Mantri.
Hubungan tokoh-tokoh dalam cerita tersebut saya
membaginya dengan hubungan tokoh utama dengan tokoh tambahan.
1. Hubungan Tokoh Nizar dengan Kapten
Basir
Kapten
Basir adalah ayah dari Nizar. Kapten Basir merupakan sosok ayah yang dipatuhi
Nizar. Dari cara dia berbicara kepada Nizar dengan sedikit penekanan saja,
Nizar langsung menuruti pada apa yang disampaikan Kapten Basir padanya.
Hal
ini digambarkan melalui kutipan pada halaman 15 berikut:
“Nah,” kata
Bapa dengan tekanan, “kalau belum ngantuk, kau toh juga masih harus belajar.
Ayo, masuk sama Bapa!”
Akhirnya
dengan gerakan berat Nizar mengikuti bapanya dan ibunya ke dalam. Semua berkata
selamat malam. Nizar tidak.
2. Hubungan Tokoh Nizar dengan Ibunya
Hubungan
Nizar dengan ibunya sangat dekat. Nizar sangat suka bertanya kepada ibunya dan
ibunya selalu menjawab dengan jawaban yang membuat Nizar senang. Dia sangat
memperhatikan Nizar walaupun kadang-kadang suka membentak Nizar.
Hal
ini digambarkan melalui kutipan halaman 16 berikut:
….
“Mama pernah liat saya naik
kuda?”
“Ya?”
“Seperti apa mama?”
“Seperti Jenderal! … Nah ini
kerjakan lagi!”
……
Terdapat
pula pada kutipan pada bagian terakhir pada halaman 16 dan pada bagian awal halaman
17 berikut:
“Mengapa tak kau pedulikan
hitungan itu saja?” bentak mamanya.
Nizar tak mempedulikan dan ai
bersuara lagi.
“Saya tak suka dokter telinga.
Telinga orang tak pernah sakit. Seharusnya ia jenderal! … Mama, Ismi baik-baik
saja, bukan.?”
“Tentu saja! Kau ini banyak
omong. Kerjakan hitungan itu !”
3. Hubungan Tokoh Nizar dengan Ismi
Hubungan
tokoh Nizar dengan Ismi dalam keluarga adalah adik-kakak. Nizar sangat perduli
terhadap Ismi, diperlihatkannya ketika Ismi ditemui oleh kekasihnya, Mantri, ia
sangat tidak suka membiarkan kakaknya itu berduaan dengan Mantri, sejujurnya
karena dia masih kanak-kanak dan belum mengerti tentang hubungan orang dewasa.
Dia berusaha mengganggu Ismi ketika berduaan dengan Mantri. Namun Ismi salah
mengartikan sikap adiknya adalah bentuk kasih
sayang adiknya yang sangat mempedulikannya.
Hal
ini digambarkan melalui kutipan pada halaman 17 berikut:
Dari lubang
kunci ia melihat Mantri duduk memeluk Ismi dan matanya yang terus-menerus
menatap Ismi itu, memancarkan cahaya yang aneh dan tidak bisa dimengerti, namun
sangat dibencinya itu. Melihat itu ia tidak tahan lagi. Ia mengambil batu tulis
dan anak batunya, lalu menyerbu ke kamar depan.
“Ismi !”
Kata Nizar pelan-pelan
“Ada apa?”
Tanya Ismi dingin dan mengkal.
“Saya mau
Tanya hitungan ini.”
“Tanya sama
Mama!” bentak Ismi
“Mama ambil
benang!”
“Ah, anak
gila ! Tanya sama Mama.”
Perkataan
Ismi yang terakhir ini diringi dengan tindakan mendorong Nizar ke kamar dalam.
Sementara itu ibunya kembali dan memarahi Nizar atas perbuatannya.
Kemudian
melalui kutipan pada halaman 18 berikut:
…..
“Mama apa
Ismi baik-baik saja, ya?”
“Tentu saja!
Ada apa?”
“Saya kira
ia sangat berubah.”
“Berubah
bagaimana?”
“Seperti
terpengaruh setan.”
“Terpengaruh
setan?”
“Ia tidak
mau menolong berghitung.”
“Oh tentu
saja sekarang tidak. Ia baru ada tamu.”
4. Hubungan Tokoh Nizar dengan Mantri
Mantri
yang berpacaran dengan Ismi membuatnya tidak disukai oleh Nizar. Tidak hanya
itu, ia tidak suka hanya karena Mantri akan menjadi seorang doker, bukan
Jenderal seperti yang diinginkan Nizar. Menjadi jenderal menurutnya lebih keren
ketimbang menjadi dokter.
Hal
ini digambarkan melalui kutipan pada halaman 14 berikut:
Nizar
melihat saja kepada Mantri dengan pandangan dingin. Mantra tersenyum kepadanya,
tapi ia tak membalas tersenyum.
“Lihat
gambar-gambar, Nizar?” Tanya Mantri sambil membelai kepalanya. I mengelakkan
tangan mantra dan tidak menjawab sepatahpun. Mantra tertawa karenanya. Tetapi
ia tidak suka pada tertawa itu, juga ia tidak suka pada Mantri. Itu sudah
lama..
5.2 Karakter Tokoh Nizar dalam cerita
pendek ‘Ia Masih Kecil’ karya Rendra
Tokoh Nizar seperti yang dipaparkan
sebelumnya merupakan tokoh utama dalam cerita tersebut.
Tokoh utama merupakan tokoh sentral yang
perannya sangat berpengaruh terhadap tokoh lainnya, namun secara tidak langsung
mendapat pengaruh yang sama terhadap penggambaran karakter dan peran tambahan.
Tokoh Nizar adalah anak berusia 10
tahun, yang masih polos dan apabila dia tidak menyukai sesuatu dia akan
menunjukkannya dan berbiacara mengenai hal yang disukainya itu. Tokoh Nizar
juga sangat suka mengendarai kuda dan bercita-cita menjadi seorang jenderal.
Hal tersebut digambarkan pada kutipan
halaman 14 berikut:
…Nizar
anak yang baru berumur 10 tahun itu, tidak ada perhatian terhadap omongan
orang-orang lainnya.
Kutipan halaman 16:
“Enak
naik kuda tadi?”
Tiba-tiba
Nizar duduk tegak dana matanya bersinar. Ia menyahut, “Saya memacunya berputar
lapangan. Ia berwarna coklat, bukan Mama?”
“Ya,
coklat!”
“Tapi
Edi bilang merah. Saya bilang, jambu bisa merah, tapi kuda tak ada yang merah.”
“Maksudnya
Edi hendak bilang coklat juga.”
“Ya,
memang coklat!”
“Kau
berlomba dengan Edi?”
“Ya,
tiga kali terus menerus.”
“Menang?”
“Ya!
Si Coklat itu berlari seperti angin, bukan, mama?”
“Ya,
sperti angin.”
“Mama
pernah lihat saya naik kuda?”
“Ya?”
“Seperti
apa, Mama?”
“Seperti
jenderal! … Nah, ini kerjakan lagi!”
Seger
si Bocah tersenyum mendengar kata’ jenderal’. Ia kerjakan hitungan itu lebih
cepat. Antara lama lagi ai bersuara pula, “Aku senang jadi jenderal!” Katanya.
Seperti sifat anak-anak pada umumnya di
kehidupan sehari-hari, ketika dalam pikirannya sesuatu itu akan membuat sakit dan
merugikan orang yang disayanginya (Kakak perempuannya, Ismi) dia tidak akan
suka. Seperti ketika dia tidak menyukai profesi seorang dokter yang akan di
emban Mantri, pada kutipan halaman 16 berikut:
“Saya
tidak suka dokter. Kelak ia mencabuti gigi Ismi, bukan, Mama?”
“Aah,
tidak! Ia dokter telinga kelak.”
“Apa
gunanya dokter telinga! Sedikit saja orang yang sakit telinga!”
Karakter Nizar yang masih sangat polos
dan tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya terhadap orang yang ia sayangi
juga keingin tahuannya untuk pembenaran terhadap sesuatu yang ia dengar dan ia pahami.
Hal tersebut ai lakukan dengan bertanya kepada ibunya mengenai orang yang
menjalin cinta itu berdosa seperti yang pernah ia dengar dari Pastoor namun tidak
ia temukan dalam kenyataan, naluri polosnya yang melihat Ismi dan Mantri yang
menjalin cinta adalah dosa. Hal tersebut digambarkan pada kutipan halaman 19:
…
“Mama!”
“Ya?
Eh kau belum tidur?”
“Sungguh
Ismi baik-baik saja?”
“Kau
aneh, ada apa?”
Ia
diam sebentar lalu berkata dengan suara dalam:
“Mama
saya lihat mereka berdosa!”
“Berdosa?”
“Saya
melihat mereke berpelukan?”
Ibunya
tertawa dan tidak tahu bagaimana menerangkan hal itu. Nizar membalikkan dirinya
dan berkata keras,
“Saya
tidak suka lihat cara Mantri pandang Ismi. Matanya aneh! Saya tidak suka itu!”
“Tetapi
mereka tak berdosa. Mengapa kau pikir mereka berdosa?”
“Pastor
berkata itu dosa. Edi cinta Retno. Pastoor tahu itu dan berkata Edi dosa?”
“Pastoor
berkata itu, karena Edi anak kecil. Tapi Ismi dan Mantri tidak dosa, karena
mereka sudah besar. Mereka mau jadi ayah dan ibu. Bukankah jadi ayah dan ibu
tidak dosa? Bukankah Papa dan Mama tidak dosa? Kau pernah lihat Papa dan Mama
berpelukan, tapi Papa dan Mama tidak dosa ‘kan?”
Nizar
termenung. Ibu mencoba menerangkan lagi.
“Anak
kecil belum boleh kawin, sebab Edi tidak baik bercinta sekarang. Tapi orang
besar boleh kawin jadi juga boleh bercinta. Santo Jozef dan Santa Maria
keduanya bercinta, karena keduanya besar.”
Nizar
masih termenung. Lalu ibunya bersuara lagi,
“Ibu
sendiri tidak berpendapat, bahwa anak kecil yang bercinta itu dosa, tapi tidak
baik dan tidak ada gunanya, sebab belum boleh kawin, belum boleh jadi ayah dan
ibu. Santo Jozef ketika kecilnya banyak menolong Santa Maria, tapi mereka juga
tidak bercinta, cuma bersahabat seperti saudara. Nizar dan Asni juga baik
bersahabat seperti saudara, tapi tak ada gunanya bercinta sekarang.”
Tiba-tiba
Nizar membuka matanya lebar-lebar.
“Kalau
sudah besar boleh, Mama?” tanyanya.
Ibu
itu sudah lama tahu, bahwa anaknya mencintai Asni, gadis kecil tetangganya. Ia
membelai rambut anaknya dengan mesra, lalu menjawab:
“Ya!
Kalau sudah besar dan sudah jadi jenderal boleh!”
Nizar
berbalik ke dinding dan menyembunyikan mukanya. Ia tersenyum dengan bahagia dan
puas sekali. Malam ini ia akan tidur dengan pikiran jernih dan mimpi yang
teramat indah.
Percakapan-percakapan
dalam cerita ini tergolong cukup panjang, terutama pada bagian tokoh Nizar.
Percakapan-percakapan yang dilontarkan oleh tokoh utama sangat membantu dalam memberikan penilaian
tentang sifat dan karakter yang diusung oleh tokoh Nizar.
5.3 Motivasi tokoh Nizar dalam cerita
pendek ‘Ia Masih Kecil’ karya Rendra
Ketika di awal cerita Nizar tidak menyukai Mantri,
dan mengganggu Ismi dan Mantri yang sedang berpacaran di ruang tamu, kemudian
terus bertanya kepada ibunya apakah Ismi akan baik-baik saja, sampai pada ia
tidak belum juga tidur adalah pernyataan Pastoor yang pernah didengarnya
tentang orang yang menjalin cinta itu berdosa. Dan dia menganggap Ismi dan
Mantri berdosa.
Kutipan halaman 19:
“Mama!”
“Ya?
Eh kau belum tidur?”
“Sungguh
Ismi baik-baik saja?”
“Kau
aneh, ada apa?”
Ia
diam sebentar lalu berkata dengan suara dalam:
“Mama
saya lihat mereka berdosa!”
“Berdosa?”
“Saya
melihat mereke berpelukan?”
Ibunya
tertawa dan tidak tahu bagaimana menerangkan hal itu. Nizar membalikkan dirinya
dan berkata keras,
“Saya
tidak suka lihat cara Mantri pandang Ismi. Matanya aneh! Saya tidak suka itu!”
“Tetapi
mereka tak berdosa. Mengapa kau pikir mereka berdosa?”
“Pastor
berkata itu dosa. Edi cinta Retno. Pastoor tahu itu dan berkata Edi dosa?”
“Pastoor
berkata itu, karena Edi anak kecil. Tapi Ismi dan Mantri tidak dosa, karena
mereka sudah besar. Mereka mau jadi ayah dan ibu. Bukankah jadi ayah dan ibu
tidak dosa? Bukankah Papa dan Mama tidak dosa? Kau pernah lihat Papa dan Mama
berpelukan, tapi Papa dan Mama tidak dosa ‘kan?”
Nizar
termenung. Ibu mencoba menerangkan lagi.
“Anak
kecil belum boleh kawin, sebab Edi tidak baik bercinta sekarang. Tapi orang
besar boleh kawin jadi juga boleh bercinta. Santo Jozef dan Santa Maria
keduanya bercinta, karena keduanya besar.”
Motivasi tokoh Nizar dapat disimpulkan
yaitu, ia melakukan hal-hal sebagaimana telah disebutkan di atas karena dalam
pemahamannya orang yang menjalin cinta itu berdosa. Maka ia sangat tidak suka
dengan hubungan Ismi dan Mantri. Namun setelah dijelaskan, akhirnya ia
mengerti.
6. Simpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut:
1.
Tokoh utama dalam cerita ini yaitu
Nizar. Sedangkan tokoh-tokoh tambahan yaitu, Kapten Basir, Istri Kapten Basir
(Ibu), Ismi, dan Mantri.
2.
Percakapan-percakapan dalam cerita ini
tergolong cukup panjang, terutama pada bagian tokoh Nizar.
Percakapan-percakapan yang dilontarkan oleh tokoh utama sangat membantu dalam memberikan penilaian
tentang sifat dan karakter yang diusung oleh tokoh Nizar.
3.
Motivasi tokoh Nizar yaitu, karena dalam
pemahamannya orang yang menjalin cinta itu berdosa. Maka ia sangat tidak suka
dengan hubungan Ismi dan Mantri. Namun setelah dijelaskan, akhirnya ia
mengerti.
4.
Pengarang dalam karya ini ingin
menyampaikan tentang bagaimana sifat anak-anak yang begitu polos dan
menggemaskan. Anak-anak yang begitu ekspresif. Ketika mereka meras tidak senang
mereka menunjukkannya dengan melakukan hal-hal yang terkadang membuat orang
dewasa merasa kesal bahkan sampai marah. Begitu pula ketika mereka merasa
senang, mereka akan terlihat sumringah dan bersemangat, ketika malu-malu mereka
ragu-ragu mengungkapkan isi hati mereka sehingga membuat orang dewasa tertawa
geli melihat tingkah tersebut.
Anak-anak tetaplah anak-anak, sebagaiaman pun
tingkah mereka, orang dewasa akan selalu memahami, karena seperti judul dalam
cerita ini “Ia Masih Kecil”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa koment yah :D